Kita, memang manusia-manusia yang penuh rasa penasaran. Kita selalu tertarik dengan alasan-alasan mengapa orang lain jatuh cinta, dan alasan-alasan mengapa orang lainnya memilih berpisah. Sebab, manusia memang begitu, bukan? Kita terlahir untuk mencintai dan merasa dicintai. Sejak terlahir ke bumi ini, kita telah dilimpahi perasaan itu oleh Ilahi. Maka tidak heran, ketika menjalani kehidupan, kita sering mencari-cari perasaan ini ke mana-mana. Ke bawah ketek mamak, ke dalam pelukan bapak. Di puting susu ibu, di pundak ayah. Di dalam selimut dan udara-udara dingin, bahkan di antara kesunyian dan angin-angin malam.
Lantas, ketika alasan-alasan mencintai itu tidak lagi terasa eksis sebab berbagai alasan--tergerus waktu, terlukai, terkecewakan, terlambat menyadari bahwa jalannya tidak sama, dan sebagainya--kita mulai mencari alasan-alasan untuk berpisah. Mengapa berpisah dan menempuh jalan kesunyian seorang diri? Mengapa tidak bertahan yang penting ada teman hidup?
Kita mulai bertanya-tanya, mengapa perpisahan menjadi jalan yang layak untuk ditempuh, juga diperjuangkan. Mengapa orang yang satu bisa bertahan meski harus berdarah-darah hingga tutup usia? Mengapa orang yang lainnya memilih berpisah meski hanya tergores luka kecil saja?
Iya, kita akan selalu penasaran dengan alasan orang-orang; tentang mengapa mereka jatuh cinta, dan mengapa mereka berpisah.



0 Comments